Kamis, 02 Mei 2013

Supervisi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Keberadaan guru serta personel lainnya memang tidak dipungkiri memberikan andil yang besar bagi tercapainya sebuah tujuan pendidikan. Dalam proses menuju ke pencapaian tujuan tersebut agar lebih efektif dan efisien, para personel sekolah tersebut harus ditingkatkan kemampuannya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Oleh karena itu, supervisi adalah salah satu cara yang bisa digunakan dalam peningkatan kemampuan personel sekolah.
Pada dasarnya, supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan, terutama untuk pencapaian tujuan pendidikan.
Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh supervisor pendidikan formal. Oleh karena itu keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peranan supervisor di bidang pendidikan yang berupaya menemukan masalah-masalah pendidikan dan selalu memperbaiki kelamahan-kelamahan yang terjadi. Melalui supervisi, guru diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerja, dilatih untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Begitupun dengan personel sekolah lainnya diberikan kesempatan yang sama guna meningkatkan kinerja mereka.
Dengan demikian, supervisi pendidikan bermaksud meningkatkan kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah dan personel sekolah lainnya, agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas. Dan yang utama, supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi, kolaborasi bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesadaran, inisiatif dan kreativitas personel sekolah.



1.2.         Rumusan Masalah
a)       Apa yang dimaksud dengan supervisi ?
b)         Apa saja yang menjadi tujuan dan fungsi dari supervisi pendidikan ?
c)          Prinsip apa saja yang harus dipegang dalam menjalankan supervisi pendidikan ?
d)         Apa saja tipe-tipe dlam supervisi pendidikan ?
e)          Teknik-teknik apa sajakah yang bisa digunakan dalam supervisi pendidikan ?
f)          Perangkat apa saja yang digunakan dalam supervisi pendidikan ?

1.3.         Tujuan
a)          Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan
b)         Untuk mengetahui tujuan dan fungsi supervisi pendidikan
c)          Untuk mengetahui prinsip supervisi pendidikan
d)         Untuk mengetahui tipe supervisi pendidikan
e)          Untuk mengetahui teknik-teknik supervisi pendidikan
f)          Untuk mengetahui perangkat supervisi pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Supervisi Pendidikan

1.    Pengertian Supervisi Menurut Beberapa Hal :
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
  • Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
  • Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
  • Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

2.    Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :
Ø  Menurut Neagley (1980:20) dikutip oleh Made Pidarta, mengemukakan bahwa setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instrusional, belajar dan kurikulum dikatakan supervisi. Supervisi disini diartikan sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang instruksional, belajar dan kurikulum, dalam usahanya mencapai tujuan sekolah.
Ø  Menurut Wiles (1980:8) berpendapat bahwa “Supervision is an assistance in the development of a better teaching-learning situation”, yaitu suatu bantuan dalam pengembangan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Ø  Menurut N. A. Ametembun (1981:5) merumuskan bahwa supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah yang perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
Ø  Menurut Oteng Sutisna (1982:223), menjelaskan bahwa pandangan baru tentang supervisi terdapat ide-ide pokok, seperti: menggalakkan pertumbuhanprofesionalisme guru, mengembangkan masalah-masalah belajar mengajar yang efektif.  Pendekatan-pendekatan baru tentang supervisi ini menekankan pada peranan supervisi selaku bantuan,  pelayanan atau pembinaan pada guru dan personil pendidikan lain dengan maksud untuk memperbaiki kemampuan guru dan kualitas pendidikan.
Ø  Menurut Sergiovanni (1971:10) yang dikutip Made Pidarta mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan supervise sebagai berikut: (1) supervisi lebih bersifat proses daripada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang digunakan untuk personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu.
Ø  Menurut Badan Kajian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (1982:1) mendefinisikan supervisi pendidikan sebagai: “segala usaha yang memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara professional, sehingga mereka lebih mampu lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan professional bagi guru-guru.  Bimbingan professional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara professional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar peserta didik.

2.2.  Fungsi dan Tujuan Supervisi Pendidikan
2.2.1.      Fungsi-fungsi supervisi pendidikan
1.      Penelitian
Penelitian, dilakukan dalam rangka mengumpulkan data mengenai situasi belajar mengajar yang sebenamnya. Proses pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menempuh prosedur-prosedur “riset tertentu”, mengadakan pengamatan langsung dan tindakan sistematis lainnya. Tahap-tahap penelitian, terdiri dari penentuan masalah yang akan diteliti, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan secara objektif dan komprehensif.

2.      Penialaian
Penilaian, setelah suatu situasi diamati melalui proses penelitian, selanjutnya supervisor selanjutnya menyimpulkan aspek-aspek apa saja yang telah diteliti. Kesimpulan tentu saja membuat segala tanggapan dan penilitian atas dasar data yang telah diinterpretasikan secara obyektif. Yang ditekankan dalam fungsi penilaian ini adalah aspek positifnya, bkan pada hal-hal negatifnya saja. Supervisor yang baik tidak hanya mencari kelamahan-kelemahan yang disupervisi, melainkan berusaha mendiagnosis segala kesulitan yang dihadapi guna menemukan jalan pemecahan yang tepat.

3.      Perbaikan
Perbaikan, adalah tujuan utama untuk memperbaikisituasi belajar mengajar dengan segala aspeknya ke arah yang lebih baik. Segala kekurangan-kekurangan atau permasalahan yang ditemukan di-follow up melalui tindakan-tindakan nyata berupa bimbingan-bimbingan dan pengarahan-pengarahan terhadap mereka yang membutuhkan atau bermasalah.

4.      Pembinaan
Pembinaan, fungsi keempat ini merupakan sebagai inti seorang supervisor. Dalam pelaksanaanya, supervisor dapat mewujudkannya dalam bentuk bimbingan ke arah pembinaan orang-orang yang disupervisi, dan perbaikan situasi dengan memanfaatkan segala sumber yang ada demi terwujudnya tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

2.2.2.      Tujuan Supervisi Pendidikan
            Menurut Wiles (1987), tujuan umum supervise pendidikan adalah membantu mengembangkan situasi belajar mengajar kea rah yang lebih baik. Tujuan umum supervise pendidikan tidak lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan siswa sekaligs menyiapkan bagi pengembangan masyarakat.
            Lebih kongkret lagi supervise memiliki sejumlah tujuan yang sekaligus merupakan tugas-tugas khusus seorang supervisor dibidang pendidikan dan pengajaran. Dalam sumber yang sama  Sergiovanni dan Starrat (1979) tujuan khusus dari supervise pendidikan atau yang disebut mereka sebagai tujuan supervise adalah mengembangkan “setting” belajar mengajar yag lebih baik secara kooperatif.
Tujuan  tersebut mereka perinci lagi menjadi beberapa tujuan yang lebih kongkret yaitu :
1.      Supervisi, dengan segala ikhtiarnya, berusaha mencari dan mengembangkan metode – metode belajar mengajar
2.      Supervisi, diarahkan pada penciptaan iklim psikis lingkungan belajar mengajar yang menyenangkan
3.      Supervisi mengkoordinasikan / mengintegrasikan semua usaha pendidikan dan bahan – bahan yang disediakan  secara terus menerus
4.      Supervisi akan mengerahkan kerjasama seluruh staf didalam memenuhi kebutuhan mereka maupun situasi yang dihadapi, memberikan kesempatan yang lebih luas untuk bertumbuh dalam jabatan dengan jalan melakukan perbaikan-perbaikan dan tindakan pencegahan terhadap kesulitan-kesulitan pengajran yang muncul, serta memikul tanggung jawab yang baru
5.      Supervisi akan membantu membangkitkan semangat, memimpin dan mengembangkan kreativitas yang ada
Dalam rumusan lainnya, supervise pendidikan ditujukan untuk :
1.      Membantu guru-guru dalam memahami dan merancang tujuan-tujuan pembelajran
2.      Membantu guru-guru dalam membimbing para siswa dalam pembelajran
3.      Membantu guru-guru dalam menyiapkan dan menggunakan sumbe-sumber pengalaman belajar
4.      Membantu guru-guru dalam memahami dan menerapkan metode-metode dan media teknologi pembelajaran
5.      Membantu guru-guru dalam memahami dan memenuhi kebutuhan siswa
6.      Membantu guru-guru dalam hal menilai kemajuan siswa dan hasil pembelajaran yang dicapai oleh guru dan siswa
7.      Membantu guru-guru dalam me ningkatkan dan membina semangat kerja mereka dalam rangka pertumbuhan personal dan professional
8.      Membantu guru-guru yang belum berpengalaman disekolah, sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya
9.      Membantu gur-guru dalam pengenalan lingkungan sehingga dapat beradaptasi dan sekaligus memanfaatkan masyarakat dan lingkungannya sebagai sumber belajar yang potensial
10.  Mendorong para guru agar lebih banyak memfokuskan perhatiannya bagi kemajuan pembelajan siswa di sekolah
Kesemua tujuan konkret diatas berfungsi sebagai pedoman kerja bagi kepala sekolah sebagai supervisor, sekaligus merupakan tugas-tugas nyata yang harus dilakukannya dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan “setting”belajar mengajar dengan segala aspeknya yang berpengaruh kearah terciptanya suasana pembelajaran yang lebih  baik.

2.3.  Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
Melihat pada sasaran kegiatan supervisi adalah guru-guru dan staff sekolah yang lain maka tujuan supervisinya adalah meningkatkan kualitas pekerjaan staf sekolah tersebut. Menilik dari tujuannya maka kegiatan supervisi ini berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Supervisi bersifat ilmiah ( scientific ), yaitu bahwa supervisi ini memenuhi tiga kriteria sebagai prosedure ilmiah yakni :
a.       Sistematis karena dilakukan dengan cara yang teratur, meleui perencanaan yang matang dan kontinyu.
b.      Objektif karena dilakukan atas dasar informasi dan data yang nyata ada, tidak bersifat subjektif
c.       Menggunakan instrumen yang baik sehingga data yang diperoleh adalah data yang benar-benar terandalkan.
2.      Supervisi dilakukan dengan prinsip demokratis, dilakukan dalam situasi kekeluargaan, musyawarah.
3.      Supervisi dilakukan dengan cara kerjasama, kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan suasana belajar-mengajar yang lebih baik.
4.      Supervisi dilakukan atas dasar kreatifitas dan inisiatif guru sendiri bukan atas dasar instruktif, dan supervisor hanya sebagai motivator agar tercipta situasi belajar mengajar yang lebih baik.
5.      Supervisi dilakuakan dalam suasana terbuka, sehingga guru yang akan disupervisi sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa akan disupervisi.
6.      Supervisi bukan tertuju hanya satu atau lebih unsur yang ada disekolah tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan objek yang meliputi kurikulum, sarana, pembiayaan, kegiatan humas.

Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975)    prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut : 
  • Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,
  • Supervisi harus kreatif dan konstruktif,
  • Supervisi harus ”scientific” dan efektif,  
  • Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, 
  • Supervisi harus berdasarkan kenyataan, 
  • Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation”

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.

2.4.  Tipe-tipe Supervisi Pendidikan
1.    Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.

2.    Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.

3.    Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

4.    Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

5.    Tipe Demokratis 
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.



2.5.  Teknik-Teknik Pelaksanaan Supervisi
Teknik supervisi Pendidikan adalah alat  yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.  Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi.
Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik-teknik supervisi adalah sebagai berikut  :
2.5.1.      Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik  supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara  bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86).  
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)
a.    Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertemuan orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan supervisee (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal-hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
  • Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
  • Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
  • Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
  • Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
  • Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
  • Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
  • Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.

b.    Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71).  Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
  • Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang masalah-masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
  • Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
  • Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
  • Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
  • Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan-kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 211), antara lain : 
  1. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.
  2. Masalah-masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru-guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
  4. Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.
  5. Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik-baiknya.
  6. Persoalan kondisi setempat, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.

c.    Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :
  • Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
  • Memberi kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
  • Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang-bidang studi yang serumpun.

d.   Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Melalui teknik ini supervisor  dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213).  Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi.
Hal -hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
  • Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;
  • Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.
  • Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.
  • Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
  • Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.

e.    Workshop 
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
  1. Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,
  2. Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.

f.     Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah-langkah melakukang sharing antara lain :
  • Menentukan tujuan yang akan dicapai.
  • Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
  • Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
  • Merumuskan kesimpulan. 

2.5.2.      Teknik Individual dalam Supervisi 
Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik-teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
a.    Teknik Kunjungan kelas. 
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar.
Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 4 cara, yatiu :
  • Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
  • Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
  • Kunjungan kelas atas undangan guru, 
  • Saling mengunjungi kelas.

b.    Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.

c.    Percakapan Pribadi 
Percakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan-keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.

d.   Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.

e.    Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.  
Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. 
Adapun cara  untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku-buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.

f.     Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya.
Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.

2.5.3.      Diskusi Panel  
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.

2.5.4.      Seminar  
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik.  Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak-anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide-ide menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya. 

2.5.5.      Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.

2.5.6.      Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.

2.5.7.      Buletin supervisi 
Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.

Ø Kelemahan Dan Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
1.    Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
  • Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.
  • Perlu penyediaan waktu yang tepat
  • Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
  • Kurang demokratis
  • Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
  • Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
  • Agak sulit menemukan waktu
  • Guru merasa canggung dan kurang bebas

Ø Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
  • Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
  • Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan, pertukaran pikiran secara umum
  • Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
  • Dapat memberikan bimbingan aktual
  • Guru dapat menunjukan hasil usahanya
  • Dapat melayani kebutuhan khusus setempat
  • Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.

2.6.  PERANGKAT SUPERVISI  
Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksanakan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkan indikator yang diamati untuk setiap unsur yang diamati, antara lain :
  1. Persiapan dan aperisepsi
  2. Relevansi materi dengan tujuan instruksional
  3. Penguasaan materi
  4. Strategi
  5. Metode
  6. Manajemen kelas
  7. Pemberian metivasi kepada siswa
  8. Nada dan suara 
  9. Penggunaan bahasa
  10. Gaya dan sikap perilaku.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Fungsi dan tujuan supervisi pendidikan diantaranya adalah Sebagai arah pendidikan,tujuan sebagai titik akhir, tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah, Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru, Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses pelaksanaannya. Kemudian supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya adalah otokrasi, demokratis, demokratis semu, manipulasi diplomasi bdan Laissez-faire.


DAFTAR PUSTAKA

Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
Arikunto, Suharsismi. 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : P2LPTK
Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (P2LPTK)
Burhanuddin dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran Konsep, Pendidikan, dan Penerapan Pembinaan Profesional. Malang. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung. Penerbit Alfabeta.
Subroto, Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara