BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Keberadaan guru serta personel lainnya memang tidak
dipungkiri memberikan andil yang besar bagi tercapainya sebuah tujuan
pendidikan. Dalam proses menuju ke pencapaian tujuan tersebut agar lebih
efektif dan efisien, para personel sekolah tersebut harus ditingkatkan
kemampuannya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Oleh karena itu, supervisi
adalah salah satu cara yang bisa digunakan dalam peningkatan kemampuan personel
sekolah.
Pada dasarnya, supervisi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama
untuk mengembangkan efektifitas kerja personalia sekolah yang berhubungan
dengan tugas-tugas utama pendidikan, terutama untuk pencapaian tujuan
pendidikan.
Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh
supervisor pendidikan formal. Oleh karena itu keberhasilan pendidikan tidak
terlepas dari peranan supervisor di bidang pendidikan yang berupaya menemukan
masalah-masalah pendidikan dan selalu memperbaiki kelamahan-kelamahan yang
terjadi. Melalui supervisi, guru diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerja,
dilatih untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Begitupun dengan
personel sekolah lainnya diberikan kesempatan yang sama guna meningkatkan
kinerja mereka.
Dengan demikian, supervisi pendidikan bermaksud meningkatkan
kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah dan personel sekolah
lainnya, agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas. Dan yang utama,
supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi, kolaborasi
bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kesadaran, inisiatif dan kreativitas personel sekolah.
1.2.
Rumusan
Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan supervisi ?
b)
Apa saja yang menjadi tujuan dan fungsi dari supervisi
pendidikan ?
c)
Prinsip apa saja yang harus dipegang
dalam menjalankan supervisi pendidikan ?
d)
Apa saja tipe-tipe dlam supervisi pendidikan ?
e)
Teknik-teknik apa sajakah yang bisa digunakan dalam
supervisi pendidikan ?
f)
Perangkat apa saja yang digunakan dalam supervisi pendidikan
?
1.3.
Tujuan
a)
Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan
b)
Untuk mengetahui tujuan dan fungsi supervisi pendidikan
c)
Untuk mengetahui prinsip supervisi pendidikan
d)
Untuk mengetahui tipe supervisi pendidikan
e)
Untuk mengetahui teknik-teknik supervisi pendidikan
f)
Untuk mengetahui perangkat supervisi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Supervisi Menurut Beberapa Hal :
Arti
Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi),
maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
- Secara
morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam
arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga
merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi.
Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya)
untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
- Secara
sematik, Supervisi pendidikan
adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar
dan belajar
pada khususnya.
- Secara
Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa inggris “ Supervision”
artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang
yang melakukan supervisi disebut supervisor.
2. Pengertian
Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :
Ø Menurut
Neagley (1980:20) dikutip oleh Made Pidarta, mengemukakan bahwa setiap layanan
kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instrusional, belajar
dan kurikulum dikatakan supervisi. Supervisi disini diartikan sebagai bantuan
dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang instruksional, belajar dan kurikulum,
dalam usahanya mencapai tujuan sekolah.
Ø Menurut
Wiles (1980:8) berpendapat bahwa “Supervision is an assistance in the
development of a better teaching-learning situation”, yaitu suatu bantuan dalam
pengembangan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Ø Menurut
N. A. Ametembun (1981:5) merumuskan bahwa supervisi pendidikan adalah pembinaan
kearah yang perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan
atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan
mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
Ø Menurut
Oteng Sutisna (1982:223), menjelaskan bahwa pandangan baru tentang supervisi terdapat
ide-ide pokok, seperti: menggalakkan pertumbuhanprofesionalisme guru,
mengembangkan masalah-masalah belajar mengajar yang efektif. Pendekatan-pendekatan baru tentang supervisi ini
menekankan pada peranan supervisi selaku bantuan, pelayanan atau pembinaan pada guru dan personil
pendidikan lain dengan maksud untuk memperbaiki kemampuan guru dan kualitas pendidikan.
Ø Menurut
Sergiovanni (1971:10) yang dikutip Made Pidarta mengemukakan pernyataan yang
berhubungan dengan supervise sebagai berikut: (1) supervisi lebih bersifat
proses daripada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang digunakan untuk
personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah
yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong
mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu.
Ø Menurut
Badan Kajian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (1982:1) mendefinisikan
supervisi pendidikan sebagai: “segala usaha yang memberikan kesempatan kepada
guru untuk berkembang secara professional, sehingga mereka lebih mampu lagi dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan menyempurnakan proses
belajar mengajar.
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan professional bagi guru-guru. Bimbingan professional yang dimaksudkan adalah
segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara
professional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya,
yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar peserta didik.
2.2.
Fungsi
dan Tujuan Supervisi Pendidikan
2.2.1.
Fungsi-fungsi
supervisi pendidikan
1. Penelitian
Penelitian, dilakukan
dalam rangka mengumpulkan data mengenai situasi belajar mengajar yang
sebenamnya. Proses pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menempuh
prosedur-prosedur “riset tertentu”, mengadakan pengamatan langsung dan tindakan
sistematis lainnya. Tahap-tahap penelitian, terdiri dari penentuan masalah yang
akan diteliti, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan secara objektif dan
komprehensif.
2. Penialaian
Penilaian, setelah
suatu situasi diamati melalui proses penelitian, selanjutnya supervisor
selanjutnya menyimpulkan aspek-aspek apa saja yang telah diteliti. Kesimpulan
tentu saja membuat segala tanggapan dan penilitian atas dasar data yang telah
diinterpretasikan secara obyektif. Yang ditekankan dalam fungsi penilaian ini
adalah aspek positifnya, bkan pada hal-hal negatifnya saja. Supervisor yang
baik tidak hanya mencari kelamahan-kelemahan yang disupervisi, melainkan
berusaha mendiagnosis segala kesulitan yang dihadapi guna menemukan jalan
pemecahan yang tepat.
3. Perbaikan
Perbaikan, adalah
tujuan utama untuk memperbaikisituasi belajar mengajar dengan segala aspeknya
ke arah yang lebih baik. Segala kekurangan-kekurangan atau permasalahan yang
ditemukan di-follow up melalui
tindakan-tindakan nyata berupa bimbingan-bimbingan dan pengarahan-pengarahan
terhadap mereka yang membutuhkan atau bermasalah.
4. Pembinaan
Pembinaan, fungsi keempat ini merupakan
sebagai inti seorang supervisor. Dalam pelaksanaanya, supervisor dapat
mewujudkannya dalam bentuk bimbingan ke arah pembinaan orang-orang yang
disupervisi, dan perbaikan situasi dengan memanfaatkan segala sumber yang ada
demi terwujudnya tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
2.2.2.
Tujuan
Supervisi Pendidikan
Menurut
Wiles (1987), tujuan umum supervise pendidikan adalah membantu mengembangkan
situasi belajar mengajar kea rah yang lebih baik. Tujuan umum supervise
pendidikan tidak lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan siswa sekaligs
menyiapkan bagi pengembangan masyarakat.
Lebih
kongkret lagi supervise memiliki sejumlah tujuan yang sekaligus merupakan
tugas-tugas khusus seorang supervisor dibidang pendidikan dan pengajaran. Dalam
sumber yang sama Sergiovanni dan Starrat
(1979) tujuan khusus dari supervise pendidikan atau yang disebut mereka sebagai
tujuan supervise adalah mengembangkan
“setting” belajar mengajar yag lebih baik secara kooperatif.
Tujuan
tersebut mereka perinci lagi menjadi beberapa tujuan yang lebih kongkret
yaitu :
1. Supervisi,
dengan segala ikhtiarnya, berusaha mencari dan mengembangkan metode – metode
belajar mengajar
2. Supervisi,
diarahkan pada penciptaan iklim psikis lingkungan belajar mengajar yang
menyenangkan
3. Supervisi
mengkoordinasikan / mengintegrasikan semua usaha pendidikan dan bahan – bahan
yang disediakan secara terus menerus
4. Supervisi
akan mengerahkan kerjasama seluruh staf didalam memenuhi kebutuhan mereka maupun
situasi yang dihadapi, memberikan kesempatan yang lebih luas untuk bertumbuh
dalam jabatan dengan jalan melakukan perbaikan-perbaikan dan tindakan
pencegahan terhadap kesulitan-kesulitan pengajran yang muncul, serta memikul
tanggung jawab yang baru
5. Supervisi
akan membantu membangkitkan semangat, memimpin dan mengembangkan kreativitas
yang ada
Dalam rumusan lainnya, supervise
pendidikan ditujukan untuk :
1. Membantu
guru-guru dalam memahami dan merancang tujuan-tujuan pembelajran
2. Membantu
guru-guru dalam membimbing para siswa dalam pembelajran
3. Membantu
guru-guru dalam menyiapkan dan menggunakan sumbe-sumber pengalaman belajar
4. Membantu
guru-guru dalam memahami dan menerapkan metode-metode dan media teknologi
pembelajaran
5. Membantu
guru-guru dalam memahami dan memenuhi kebutuhan siswa
6. Membantu
guru-guru dalam hal menilai kemajuan siswa dan hasil pembelajaran yang dicapai
oleh guru dan siswa
7. Membantu
guru-guru dalam me ningkatkan dan membina semangat kerja mereka dalam rangka
pertumbuhan personal dan professional
8. Membantu
guru-guru yang belum berpengalaman disekolah, sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperolehnya
9. Membantu
gur-guru dalam pengenalan lingkungan sehingga dapat beradaptasi dan sekaligus
memanfaatkan masyarakat dan lingkungannya sebagai sumber belajar yang potensial
10. Mendorong
para guru agar lebih banyak memfokuskan perhatiannya bagi kemajuan pembelajan
siswa di sekolah
Kesemua tujuan
konkret diatas berfungsi sebagai pedoman kerja bagi kepala sekolah sebagai
supervisor, sekaligus merupakan tugas-tugas nyata yang harus dilakukannya dalam
rangka memperbaiki dan mengembangkan “setting”belajar mengajar dengan segala
aspeknya yang berpengaruh kearah terciptanya suasana pembelajaran yang
lebih baik.
2.3.
Prinsip-prinsip
Supervisi Pendidikan
Melihat
pada sasaran kegiatan supervisi adalah guru-guru dan staff sekolah yang lain
maka tujuan supervisinya adalah meningkatkan kualitas pekerjaan staf sekolah
tersebut. Menilik dari tujuannya maka kegiatan supervisi ini berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Supervisi bersifat
ilmiah ( scientific ), yaitu bahwa supervisi ini memenuhi tiga kriteria sebagai
prosedure ilmiah yakni :
a.
Sistematis karena
dilakukan dengan cara yang teratur, meleui perencanaan yang matang dan
kontinyu.
b.
Objektif karena dilakukan
atas dasar informasi dan data yang nyata ada, tidak bersifat subjektif
c.
Menggunakan instrumen
yang baik sehingga data yang diperoleh adalah data yang benar-benar
terandalkan.
2.
Supervisi dilakukan
dengan prinsip demokratis, dilakukan dalam situasi kekeluargaan, musyawarah.
3.
Supervisi dilakukan
dengan cara kerjasama, kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk
mencapai tujuan bersama dengan menciptakan suasana belajar-mengajar yang lebih
baik.
4.
Supervisi dilakukan
atas dasar kreatifitas dan inisiatif guru sendiri bukan atas dasar instruktif,
dan supervisor hanya sebagai motivator agar tercipta situasi belajar mengajar
yang lebih baik.
5.
Supervisi dilakuakan
dalam suasana terbuka, sehingga guru yang akan disupervisi sudah mengetahui
terlebih dahulu bahwa akan disupervisi.
6.
Supervisi bukan tertuju
hanya satu atau lebih unsur yang ada disekolah tetapi meliputi guru, kepala
sekolah, pegawai tata usaha, dan objek yang meliputi kurikulum, sarana,
pembiayaan, kegiatan humas.
Sedangkan menurut Tahalele dan
Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip supervisi sebagai
berikut :
- Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis
dan kooperatif,
- Supervisi harus kreatif dan konstruktif,
- Supervisi harus ”scientific” dan
efektif,
- Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada
guru-guru,
- Supervisi harus berdasarkan kenyataan,
- Supervisi harus memberi kesempatan kepada
supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation”
Karena
prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani
atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks
hubungan supervisor guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.
2.4.
Tipe-tipe Supervisi Pendidikan
1.
Tipe Inspeksi
Tipe seperti
ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang
otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai
“Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan
terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di
sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2.
Tipe Laisses Faire
Tipe ini
kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi
secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire
para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang
benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun
alat pelajaran.
3.
Tipe Coersive
Tipe ini
tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa
yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan
kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya.
Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian.
Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang
bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai
mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas,
yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang
pasti.
4.
Tipe Training dan Guidance
Tipe ini
diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari
supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan
bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya
kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa
selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
5.
Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang
bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus.
Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang
memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau
warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
2.5. Teknik-Teknik
Pelaksanaan Supervisi
Teknik supervisi Pendidikan adalah alat
yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang
pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta
melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi.
Berbagai
macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan
situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun
dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau
melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik-teknik supervisi
adalah sebagai berikut :
2.5.1.
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan
dalam pembinaan guru secara bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah
guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86).
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)
a.
Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertemuan
orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan supervisee (terutama guru
baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru
dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada
pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan
kepada supervisee hal-hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
- Sistem
kerja yang berlaku di sekolah itu.
- Proses
dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
- Biasanya
diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi
sekolah.
- Sering
juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam
bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
- Ada
juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan atau
berhubungan dengan sumber belajar.
- Salah
satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi
ini adalah makan bersama.
- Aspek
lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak
merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
b.
Rapat guru
Rapat Guru
adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk
membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru.
(Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi
rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009
: 171) adalah sebagai berikut :
- Menyatukan
pandangan-pandangan guru tentang masalah-masalah dalam mencapai makna dan
tujuan pendidikan.
- Memberikan
motivasi kepada
guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta
dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
- Menyatukan
pendapat tentang metode kerja
yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
- Membicarakan
sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
- Menyampaikan
informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan-kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara
bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut
pendapat Sagala (2010 : 211), antara lain :
- Tujuan-tujuan
yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.
- Masalah-masalah
yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari
guru-guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Masalah
pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat
perhatian.
- Pengalaman-pengalaman
baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada
peningkatan pembelajaran
terhadap siswa.
- Partisipasi
guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik-baiknya.
- Persoalan
kondisi setempat, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam
perencanaan rapat guru.
c.
Studi kelompok antar guru
Studi
kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru
yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan
sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah
menjadi ngobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan
dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu.
Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan
kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
- Memberi
kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada
materi pengajaran.
- Bertukar
pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau
bidang-bidang studi yang serumpun.
d.
Diskusi
Diskusi
adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu
masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu
teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan
berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau
kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Melalui
teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui,
memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan
berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 :
213). Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan upaya meningkatkan
profesi melalui diskusi.
Hal -hal
yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi
sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung
supervisor harus mampu :
- Menentukan
tema perbincangan yang lebih spesifik ;
- Melihat
bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas
dalam diskusi.
- Melihat
bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat
memecahkan masalah dalam pengajaran.
- Melihat
bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil
bersama.
- Mengakui
pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
e.
Workshop
Workshop
adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang
sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal –
hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
- Masalah
yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,
- Selalu
menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan
sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
f.
Tukar menukar pengalaman
Tukar
menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru
menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang
sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu
dengan yang lain. Langkah-langkah melakukang sharing antara lain :
- Menentukan
tujuan yang akan dicapai.
- Menentukan
pokok masalah yang akan dibahas.
- Memberikan
kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat
mereka
- Merumuskan
kesimpulan.
2.5.2.
Teknik
Individual dalam Supervisi
Teknik
Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah
teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi
guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik-teknik individual
dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
a.
Teknik Kunjungan kelas.
Teknik
kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke
dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu
guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan
kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan
sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar.
Kemudian
dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat
ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 4 cara, yatiu :
- Kunjungan
kelas tanpa diberitahu,
- Kunjungan
kelas dengan pemberitahuan,
- Kunjungan
kelas atas undangan guru,
- Saling
mengunjungi kelas.
b.
Teknik Observasi Kelas
Teknik
observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi
kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi
proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan
pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor
mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu
sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar
mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti,
dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan
oleh guru selama jam pelajaran.
c.
Percakapan Pribadi
Percakapan
pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang
membahas tentang keluhan-keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru
dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan
kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan
dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.
d.
Intervisitasi (mengunjungi sekolah
lain)
Teknik ini
dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa
orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam
pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah
tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah
dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan
berdasarkan pengalaman masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat
memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e.
Penyeleksi berbagai sumber materi
untuk mengajar.
Teknik
pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam
usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan
menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga
diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi
berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar.
Adapun
cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha
mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan
"profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa
teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa
Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi
buku-buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f.
Menilai diri sendiri
Guru dan
supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan
nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan
memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri
sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran
terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya.
Ada beberapa
cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain
membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid
untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan
nama siswa.
2.5.3.
Diskusi
Panel
Teknik ini
dilakukan dihadapan guru oleh para
pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah
ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu
dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat
masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah.
Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan
masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
2.5.4.
Seminar
Seminar
adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk
mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan
dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini
dapat dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana
mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi
anak-anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan
seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide-ide menyangkut permasalahan
pendidikan dari salah seorang anggotanya.
2.5.5.
Simposium
Kegiatan
mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium
menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek
yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai
pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato
tersebut.
2.5.6.
Demonstrasi
mengajar
Usaha
peningkatan belajar mengajar
dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam
mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
2.5.7.
Buletin
supervisi
Suatu media
yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang
berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan
sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk
menjadi lebih baik.
Ø Kelemahan Dan Kelebihan Teknik – Teknik Dalam
Pelaksanaan Supervisi
1. Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
1. Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
- Perlu
biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.
- Perlu
penyediaan waktu yang tepat
- Tidak
mencerminkan keadaan sehari-hari
- Kurang
demokratis
- Mengganggu
kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
- Agak
sulit menentukan dan cukup menyita waktu
- Agak
sulit menemukan waktu
- Guru
merasa canggung dan kurang bebas
Ø Kelebihan
Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
- Dapat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk
perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
- Bantuan
diberikan kepada seluruh guru dalam satu
kali pertemuan, pertukaran pikiran secara umum
- Hal-hal
yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
- Dapat
memberikan bimbingan aktual
- Guru
dapat menunjukan hasil usahanya
- Dapat
melayani kebutuhan khusus setempat
- Dapat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk
perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.
2.6.
PERANGKAT SUPERVISI
Salah satu perangkat
yang digunakan dalam melaksanakan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check
list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian
diharapkan indikator yang diamati untuk setiap unsur yang diamati, antara
lain :
- Persiapan
dan aperisepsi
- Relevansi
materi dengan tujuan instruksional
- Penguasaan
materi
- Strategi
- Metode
- Manajemen
kelas
- Pemberian
metivasi kepada siswa
- Nada
dan suara
- Penggunaan
bahasa
- Gaya
dan sikap perilaku.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Supervisi
ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih
baik. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran
pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun
yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan
supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih
baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Fungsi dan tujuan
supervisi pendidikan diantaranya adalah Sebagai arah pendidikan,tujuan sebagai
titik akhir, tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
Supervisi
memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena itu supervisi
tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara manfaat supervisi
adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah, Memperlengkapi kepemimpinan sekolah,
Memperluas pengalaman guru, Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif,
Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus dan masih banyak lagi
manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain memiliki tujuan dan
fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses pelaksanaannya.
Kemudian supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya adalah otokrasi,
demokratis, demokratis semu, manipulasi diplomasi bdan Laissez-faire.
DAFTAR PUSTAKA
Rifai,
Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
Arikunto,
Suharsismi. 1988. Organisasi dan
Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : P2LPTK
Wijono.
1989. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (P2LPTK)
Burhanuddin
dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan
Pengajaran Konsep, Pendidikan, dan Penerapan Pembinaan Profesional. Malang.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung. Penerbit
Alfabeta.
Subroto,
Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.
Jakarta: Bina Aksara