Kamis, 02 Mei 2013

Contoh Laporan Projek Counter Up dengan Dua Seven Segmen


LAPORAN PROJECT
COUNTER UP DENGAN DUA SEVEN SEGMEN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Elektronika Digital yang dibina oleh:
Drs. Suwasono

KELOMPOK 3 :
Bayu Prihatmoko                         (110534406846)
Robi Andria                                 (110534406845)
Sri Rahayu                                    (110534406819)
Wisnu Hari A.                              (110534406828)





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
NOVEMBER 2012










I.        PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang tiap waktu, khususnya di bidang elektronika saat ini hampir  seluruh peralatan elektronika menggunakan sistem digital. Salah satu rangkaian sistem digital adalah rangkaian counter atau pencacah. Counter atau pencacah adalah rangkaian sirkuit digital atau kadang-kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung pulsa atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini bisa menghitung pulsa secara biner murni (binary counter) ataupun secara desimal-terkodekan-secara-biner (decimal counter).
Counter ada 2 macam, yaitu counter up dan counter down. Pada pembahasan kali ini kami membuat salah satu rangkaian counter yaitu counter up yang kami implementasikan pada dua buah seven segmen. Dimana seven segmen akan menampilkan angka desimal secara urut mulai dari 00-99.

1.2.  Tujuan
Counter up merupakan salah satu hasil perkembangan mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang dipelajari dari matakuliah elektronika digital, sehingga mahasiswa dapat lebih memahami, mengerti serta paham apa yang telah dipelajari dan dapat mengimplementasikannya.

1.3.  Rumusan Masalah
Dari paparan di atas maka permasalahan pada projek ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana metode dan prosedur perencanaan rangkaian counter up dengan 2 seven segmen?
2.      Bagaimana hasil dan analisa dari percobaan alat?

1.4.  Batasan Masalah
Perlu diberikan beberapa batasan permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan adalah sebagai berikut :
1.    Membuat rangkaian counter up dengan seven segmen.
2.    Menganalisis hasil uji coba alat yang sudah dibuat.
II.     DASAR TEORI
2.1.    COUNTER UP
Counters (pencacah) adalah alat/rangkaian digital yang berfungsi menghitung/ mencacah banyaknya pulsa cIock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner, Gray. Ada 2 jenis pencacah yaitu:
1.  Pencacah sinkron (syncronuous counters) atau pencacah jajar.
2.  Pencacah tak sinkron (asyncronuous counters) yang kadang-kadang disebut  juga pencacah deret (series counters) atau pencacah kerut (rippIe counters).
Karakteristik penting daripada pencacah adalah:
1.    Kerjanya sinkron atau tak sinkron.
2.    Mencacah maju atau mundur.
3.    Sampai beberapa banyak ia dapat mencacah (modulo pencacah). 
4.    Dapat berjalan terus (free running) ataukah dapat berhenti sendiri (seIf stopping)   


          
Gambar 2.1. Ladder Diagram dan Timing Diagram
 






2.2. IC 7447
IC 7447 adalah IC TTL yang dapat digunakan sebagai penghubung antara IC counter dengan seven segmen. Secara sederhana, IC 7447 dapat digambarkan sebagai berikut:




                                                    
Gambar 2.2.  IC 7447

2.3. IC 7490
IC 7490 adalah IC TTL yang dapat digunakan sebagai pembagi 10.  Secara sederhana, IC 7490 dapat digambarkan sebagai berikut:


Gambar 2.3. IC 7490

2.4. IC 555
IC NE 555 adalah IC yang digunakan sebagai pemicu dan juga sebagai pengatur frekuensi sebesar 1 Hz, IC NE 555 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4.  IC 555
 






Fungsi masing-masing pin IC 555 :
-          Pin 1(Ground). Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian eksternalnya.
-          Pin 2(Trigger). Berfungsi untuk membuat output high, ini terjadi pada saat level tegangan pin trigger dari High menuju < 1/3 Vcc
-          Pin 3(Output). Output mempunyai 2 keadaan, High dan Low
-          Pin 4(Reset). Pada saat low, pin 4 akan reset. Pada saat reset, output akan Low. Supaya bisa bekerja, pin 4 harus diberi High.
-          Pin 5(Voltage Control). Jika pin 5 diberi tegangan, maka level tegangan threshold akan berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5
-          Pin 6(Threshold). Untuk membuat output Low, terjadi pada saat tegangan pin 6 dari Low menuju > 1/3 Vcc
-          Pin 7(Discharge). Output Low, pin 7 akan Low Impedance. Output High, pin 8 akan High Impedance.
-          Pin 8 (Vcc). Pin ini untuk menerima supply DC voltage yang diberikan. Biasanya akan bekerja jika diberi tegangan 5 –12V(maksimum 18 V).

2.5. Seven Segmen
Seven Segment adalah tujuh segmen-segmen yang digunakan menampilkan angka. Seven segment merupakan display visual yang umum digunakan dalam dunia digital. Seven segment sering dijumpai pada jam digital, penujuk antrian, diplay angka digital dan termometer digital. Penggunaan secara umum adalah untuk menampilkan informasi secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital. 
Seven segmen ini tersusun atas 7 bbuah LED yang disusun membentuk angka 8 yang penyusunnya menggunakan diberikan lebel dari ‘a’ sampai ‘g’ dan satu lagi untuk dot point (DP). Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). salah satu terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common.


Jenis-jenis Seven Segment :
1. Common Anoda
Semua anoda dari LED dalam seven segmen disatukan secara parallel dan semua itu dihubungkan ke VCC, dan kemudian LED dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar dari penggerak LED. Karena dihubungkan ke VCC, maka COMMON ANODA ini berada pada kondisi AKTIF LOW (led akan menyala/aktif bila diberi logika 0).
2. Common Katoda
Merupakan kebalikan dari Common Anoda. Disini semua katoda disatukan secara parallel dan dihubungkan ke GROUND. Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka COMMON KATODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH (led akan menyala/aktif bila diberi logika 1). 



III. METODE
3.1. Alat dan Bahan
-          Resistor                            220Ω                           16 buah
-          Resistor                            330Ω                           4 buah
-          IC NE555                                                                        1 buah
-          IC 7447                                                                2 buah
-          IC 7490                                                                2 buah
-          Elco 22mF 22V                                                    1 buah
-          Capasitor milar 1 nF                                             1 buah
-          Potensiometer                                                      1 buah
-          Seven Segmen                                                      2 buah
-          Push buttom                                                         1 buah
-          Toggle                                                                  1 buah
-          PCB
-          Kabel secukupnya
3.2. Prosedur Perancangan atau Langkah Pengerjaan Alat
3.1.2. Pemindahan jalur ke papan PCB
a.       Buat rangkaian lay out pada software (PCB express, Matlab, Circuit Wizard dll)
b.      Print out hasil, kemudian fotocopi pada kertas mika.
c.       Guntinglah gambar PCB tersebut kira-kira 2-3mm diluar garis gambar.
d.      Ampelas seluruh permukaan PCB sambil dibasahi dengan air, lakukan proses
pengampelasan dengan cara memutar searah jarum jam sampai bersih, lalu keringkan.
e.       Panaskan Setrika, set pengatur panas kira-kira 1/4.  Posisikan gambar PCB diatas papan PCB, jalur PCB menghadap ke papan PCB (tembaga).
f.       Diatas kertas mika lapisi dengan kertas biasa,  tekan setrika agak kuat sampai kira-kira 30 detik sampai gambar menempel ke papan PCB dan lakukan penggosokan secara merata ke permukaan yg lain.
g.      Waktu yang diperlukan selama proses setrika +/- 3 menit, jangan sampai lebih dari
4 menit karena jika terlalu lama biasanya gambar akan melebar/pudar.
h.      Setelah menempel ke PCB lalu dinginkan papan PCB dengan cara di angin-anginkan, jangan sekali-kali langsung direndam ke air atau diblow dengan udara dingin / AC, gambar (toner) bisa terkelupas sewaktu masuk pada proses selanjutnya.
i.        Lepaskan kertas mika pelan-pelan dengan tangan sampai gambar/jalur nampak, lalu bersihkan sisa dengan bantuan sikat gigi bekas sampai bersih.
j.        Jika terdapat jalur yang putus, baru gunakan Spidol permanent untuk membantu menyambungnya.
3.2.2. Proses pelarutan PCB
a.    Masukkan Ferri Cloride (FeCl3) secukupnya ke dalam wadah plastik dan masukkan air panas/hangat secukupnya, sampai seluruhnya lebur dengan air.
b.    Masukkan papan PCB kedalam larutan Ferri Cloride (FeCl3) tadi, dan agar prosesnya lebih cepat, bantu dengan cara menggoyang-goyang wadahnya .
c.    Sambil diamati jika papan PCB sudah seluruhnya lebur, maksudnya tembaga yang tidak tertutup oleh gambar/toner, maka angkat papan PCB dan bersihkan dengan
air yang mengalir (air kran).
d.   Untuk membersihkan gambar/toner, gosokan amplas pelan-pelan sambil disiram air kran sampai benar-benar bersih.
e.    Bor papan PCB sesuai besarnya kaki komponen (0,8mm s/d 1,5mm), bersihkan papan PCB.
3.2.3. Proses Pemasangan Komponen
Pasanglah komponen sesuai dengan tempat yang ada pada lay out PCB yang telah dirancang.
3.2.4. Proses uji coba alat

3.3. Uji Coba Alat
Langkah uji coba alat:
-          Beri tegangan 5V dari power supply pada inputan yang ada pada rangkaian counter up.
-          Lalu otomatis counter up akan berjalan melalui tampilan seven segmen yang mengimplementasikan nilai angka desimal dari 00.
-          Tapi jika tampilan seven segmen tidak dari angka desimal 00, gunakan tombol push button yang berfungsi sebagai reset sehingga akan menampilkan angka desimal 00.
-          Kemudian angka desimal 00 menghitung (counter) secara berurutan hingga angka desimal 99, lalu akan kembali lagi ke 00.


3.4. Hasil dan Analisis
Hasilnya seven segmen menampilkan angka desimal 00 yang berurutan sampai angka desimal 99. Rangkaian counter up ini menggunakan IC555 untuk clock atau timer. Kontrol timer ini digunakan agar tampilan seven segmen dapat diatur jeda waktu menggunakan potensiometer antara tampilan angka desimal 00 ke angka desimal 01 dan seterusnya sampai 99. Jika potensiometer diputar dan diatur pada tegangan minimal maka timer akan turun sehingga jeda waktu menjadi melambat atau semakin lama, sebaliknya jika potensiometer diatur maksimal maka jeda waktu akan semakin cepat.



IV. PENUTUP
4.1.                   Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pembuatan alat counter up dapat disimpulkan bahwa rangkaian ini


DAFTAR PUSTAKA
ml.scribd.com/doc/57015403/COUNTER diakses tanggal 28-11-2012 pukul 19.03
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Biography
Nama               : Bayu Prihatmoko
NIM                : 110534406846
Prodi               : S1 Pendidikan Teknik Elektro 2011-A

Nama               : Robi Andria
NIM                : 110534406845
Prodi               : S1 Pendidikan Teknik Elektro 2011-A

Nama               : Sri Rahayu
NIM                : 110534406819
Prodi               : S1 Pendidikan Teknik Elektro 2011-A

Nama               : Wisnu Hari Anggara
NIM                : 110534406828
Prodi               : S1 Pendidikan Teknik Elektro 2011-A



1 komentar: