LAPORAN PROJECT
AC PHASE CONTROL DIMMER FOR LAMP
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Elektronika Daya
Yang dibina oleh:
Aripriharta, S.T
KELOMPOK 13
:
SRI RAHAYU (110534406819)
ADI PRATAMA (110534406835)
DICKO FIKRI F.P. (110534406844)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PRODI
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
NOVEMBER 2012
I.
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
AC adalah bentuk tenaga
listrik yang biasanya dikirimkan ke bisnis dan tempat tinggal. Biasanya
gelombang dari listrik AC sirkuit adalah gelombang sinus . Dalam aplikasi
tertentu, bentuk gelombang yang berbeda digunakan, seperti segitiga atau
gelombang persegi . Audio dan radio sinyal yang dibawa pada kabel listrik juga
contoh arus bolak-balik.
Seperti yang kita
ketahui bahwa arus AC banyak digunakan di bisnis-bisnis atau pada
pabrik-pabrik. Di Indonesia ini sumber arus AC satu-satunya berasal dari PLN
(Perusahaan Lisrik Negara) dengan outputan sebesar 220 Volt. Namun kebutuhan
akan sumber AC itu bermacam-macam, tidak semua perusahaan/pabrik-pabrik selalu
membutuhkan arus AC dengan tegangan 220 Volt. Oleh karena itu dibutuhkan
pengontrol untuk tegangan AC yang dapat di setel sesuai selera.
Pada pembahasan kali
akan dibahas AC PHASE CONTROL FOR LAMP 10
Watt. Dimana tegangan sumber AC yang masuk
dapat dikontrol secara manual dengan menggunakan potensiometer untuk menyalakan lampu. Dengan AC
Phase Control ini kita dapat mengontrol redup
terang AC dengan tegangan yang diberikan dari
rangkaian tersebut.
1.2
TUJUAN
PEMBUATAN ALAT
AC phase control dimmer
merupakan salah satu hasil perkembangan mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang
dipelajari dari matakuliah elektronika daya, sehingga mahasiswa dapat lebih
memahami, mengerti serta paham apa yang telah dipelajari. AC phase control
dimmer adalah rangkaian untuk pengaturan beban resistif.
1.3
RUMUSAN
MASALAH
Dari paparan di atas maka
permasalahan pada projek ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
blok diagram rangkaian dimmer yang digunakan?
2. Bagaimana
prosedur perencanaan rangkaian
dimmer?
3. Serta
bagaimana hasil dan analisis
dari uji coba
alat?
1.4
BATASAN
MASALAH
Perlu diberikan
beberapa batasan permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas dan
menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Membuat
alat dengan rangkain dimmer yang sederhana.
2. Menganalisis
hasil uji coba
alat yang sudah dibuat.
II.
DASAR TEORI
2.1
TRIAC
Inti
dari rangkaian ini adalah penggunaan Triac BT136. Triac tipe ini mempunyai 4 kanal
keluaran sehingga dapat mengatur 4 beban sekaligus. Untuk tipe triac ini
mampu melewatkan arus 12A dengan karekateristik tegangan block-nya sampai
800VAC tetapi hanya mempunyai satu kanal saja. Triac merupakan komponen 3
elektroda: MT1, MT2, dan gate. Triac biasanya digunakan pada rangkaian
pengendali, penyakelaran, dan rangkian pemicu/trigger. Oleh karena
aplikasi triac yang demikian luas maka komponen triac biasanya mempunyai
dimensi yang besar dan mampu diaplikasikan pada tegangan 100V sampai 800V
dengan arus beban dari 0.5A sampai 40A.
Gambar 1.
Struktur dan simbol Triac
Jika
terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate dalam kondisi
mengambang maka tidak ada arus yang dilewatkan oleh triac (kondisi idel) sampai
pada tegangan ‘break over’ triac tercapai. Kondisi ini dinamakan
kondisi off triac. Apabila gate diberi arus positif atau negatif maka
tegangan ‘break over’ ini akan turun. Semakin besar nilai arus
yang masuk ke gate maka semakin rendah pula tegangan ‘break over’nya.
Kondisi ini dinamakan sebagai kondisi on triac. Apabila triac sudah ‘on’
maka triac akan dalam kondisi on selama tegangan pada MT1 dan MT2 di atas nol
volt. Apabila tegangan pada MT1 dan MT2 sudah mencapai nol volt maka
kondisi kerja triac akan berubah dari on ke off. Apabila triac sudah
menjadi off kembali, triac akan selamanya off sampai ada arus trigger ke gate
dan tegangan MT1 dan MT2 melebihi tegangan ‘break over’nya. ( http:/iddhien.com )
2.2.
RESISTOR
Merupakan
salah satu dari komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat arus.
2.3.
KAPASITOR
Merupakan
salah satu dari komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan tegangan.
2.4.
OPTOCOUPLER (MOC 3021)
Merupakan
salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai sakelar untuk
mengamankan rangkaian.yang bekerja menggunakan sinyal cahaya.
2.5.
DIODA
Merupakan semikonduktor yang berfungsi sebagai penyearah
tegangan.
2.6.
TRANSISTOR (BC549)
Merupakan salah satu dari komponen
elektronika yang berfungsi sebagai sakelar otomatis.
2.7.
IC NE 555 N
Untuk mengetahui
urutan kaki-kaki tersebut adalah sebagai berikut : urutan kaki 1 s/d 8 atau s/d
14 atau s/d 16, apabila dilihat dari atas IC tersebut adalah berlawanan dengan
arah putaran jam, dimana hitngan tersebut dimulai dari ujung yang aad coakan atau
titik, untuk jelasnya dapat diperhatikan gambar dibawah ini
Gambar 2.
Tampilan IC dan Kaki-kakinya
Fungsi
masing-masing pin IC 555 :
-
Pin
1(Ground). Pin ini merupakan titik
referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian
intenal maupun rangkaian eksternalnya.
-
Pin
2(Trigger). Berfungsi untuk membuat output high, ini terjadi pada saat level
tegangan pin trigger dari High menuju < 1/3 Vcc
-
Pin 3(Output). Output mempunyai 2 keadaan, High dan
Low
-
Pin
4(Reset). Pada saat low, pin
4 akan reset. Pada saat reset, output akan Low. Supaya bisa bekerja, pin 4 harus diberi High.
-
Pin
5(Voltage Control). Jika pin 5 diberi tegangan, maka level tegangan threshold
akan berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan berubah dari
2/3 Vcc menjadi V5
-
Pin
6(Threshold). Untuk membuat output
Low, terjadi pada saat tegangan pin 6 dari Low menuju > 1/3 Vcc
-
Pin
7(Discharge). Output Low, pin 7 akan Low Impedance.
Output High, pin 8 akan High Impedance.
-
Pin 8 (Vcc). Pin ini
untuk menerima supply DC voltage yang diberikan. Biasanya akan bekerja jika diberi tegangan 5
–12V(maksimum 18 V).
# CARA KERJA IC 555
Apabila supply
diberikan, Vcc=0 Volt. Kaki 2 memberi trigger dari tegangan yang tinggi (Vcc)
menuju 1/3 Vcc(<1/3 Vcc), kaki 3(output) akan high dan pada saat tersebut
kaki 7 mempunyai nilai hambatan yang besar terhadap Ground atau kaki 7 akan
High Impedance. C1 diisi melalui Vcc Ã
R1 Ã
R2 Ã
C1, Setelah 0,7 (R1+R2) C1 detik, maka tegangan C1=2/3 Vcc. Sehingga kaki
3(ouput) akan Low, pada saat tersebut, kaki 7 akan mempunyai nilai hambatan
yang rendah sekali terhadap Ground atau pin 7 akan Low Impedance. C1 membuang
muatan, setelah 0,7(R2) C1 detik, maka Teg C1=1/3 Vcc. Trigger terjadi lagi
sehingga output akan High. Pin 7 akan high Impedance dan C1 diisi kembali.
III.
METODE
A.
PROSEDUR
1.
Blok Diagram Alat
2.
Prosedur Perancangan
a.
Rangkaian AC Phase
Control untuk lampu dibuat menggunakan
Dimmer dengan pemicu TRIAC.
b.
Mencari contoh
rangkaian dimmer dan mencari data sheet dari komponen yang di butuhkan.
c.
Membuat prototype dari
rangkaian dimmer tersebut. Setelah itu membuat satu persatu dari bagian
rangkaian menggunakan Express PCB.
d.
Pertama membuat
rangkaian Penyearah, rangkaian yang digunakan adalah rangkaian pada Power
Supply. Pada rangkaian tersebut terdiri dari beberapa komponen yaitu
transformator, diode bridge, diode 1N4001 dan kapasitor 1000 µF 16 V. tegangan
AC dari PLN akan diatur keluarannya oleh Transformator. Keluaran dari
transformator akan disearahkan oleh diode jembatan gelombang penuh dan sinyal
output tegangan ripplenya akan dihaluskan oleh kapasitor.
e.
Kedua membuat rangkaian
zero crossing detector (ZCD). Output dari rangkaian penyearah itu di hubungkan
dengan input rangkaian zero crossing detector (ZCD) kemudian output ZCD
diteruskan dengan input pada IC timer. Dan IC timer tersebut diberi vcc dan
ground agar bisa bekerja.
f.
Dan yang terakhir
membuat rangkaian
control (triac), output dari IC timer tersebut dihubungkan dengan optocoupler,
dan dari optocoupler dihubungkan ke gate dari triac. Lalu dari triac di
hubungkan ke load (lampu) yang diberi tegangan AC 220 volt.
3.
Alat dan Bahan
Resistor 10
K Ω 2
buah
Resistor 1 K Ω 8buah
Resistor 4,7 K Ω 2 buah
Resistor 100K Ω 1 buah
Resistor 180 Ω 1 buah
Resistor 1 M Ω 1 buah
Potensio 500 K Ω 1 buah
Kapasitor 1 n F 1 buah
Kapasitor 1µ F 1 buah
Kapasitor 1000 µ F 1 buah
Kapasitor 104J 2 buah
Dioda 1N4001 1 buah
SCR BT 136 2 buah
IC NE555N 1 buah
Opto-coupler MOC 3021 1
buah
PCB
2
buah
Trafo 1A, 0 1 buah
Transistor BC 549 3 buah
Dioda
bridge 2A 1 buah
Fuse 4A 1 buah
Diac DB3 1 buah
Terminal 3 buah
Fitting lampu 1 buah
Kabel secukupnya
B. HASIL
DAN ANALISIS
1. Hasil
Uji Coba Alat
Pada rangkaian dimmer ini kami menguji dengan beban
resistif yaitu lampu, percobaan ini menghasilkan penaikan dan penurunan tingkat
keterangan lampu. Dengan arus output 0,03 A saat input tegangan AC 220 volt
yang diubah ke tegangan DC 9 volt pada saat kondisi 100 %.
2. Gambar Uji Coba Alat
Gambar 5. Lampu dalam kondisi mati.
Gambar 6. Lampu dalam kondisi redup.
Gambar 7. Lampu
dalam kondisi agak terang.
Gambar 8. Lampu dalam kondisi terang.
3. Hasil
Outputan Sinyal Alat
Gambar 9. Dalam Kondisi 100%
Gambar 10. Dalam Kondisi 60%
Gambar 11. Dalam Kondisi 50%
Gambar 12. Dalam Kondisi 25%
Gambar 13. Dalam Kondisi 0%
4. Hasil Uji Simulasi
5. Sub
Circuit
6. Analisis
Tegangan
AC 220 volt pada sekunder transformator diubah menjadi
tegangan DC 9 volt lalu melewati
diode jembatan penyearah gelombang penuh. Sebuah kapasitor (C1) digunakan untuk
menghaluskan tegangan ripple dari penyearah tegangan 9 volt DC. 9 volt DC ini
akan digunakan sebagai catu daya dari rangkaian trigger. Dioda D1 berfungsi
untuk memaksimalkan rangkaian zero
crossing detector (ZCD) agar bekerja dengan baik, sedangkan zero crossing
detector berfungsi sebagai pembaca sudut picu agar dimulai dari 00.
Output
dari ZCD di sambung dengan input pemicu timer 555 pada input pin 5. rheostat R9
digunakan untuk mengontrol delay maksimum dari IC timer 555, sehingga
dihasilkan tegangan kontrol yang maksimum, sehingga tidak akan melebihi panjang
periode yang di tentukan pada IC 555 tersebut. Untuk mengontrol tegangan pada
IC 555 dengan menggunakan potensio meter
500KΩ.
IV.
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dapat digunakan dalam pengaplikasian skala kecil contoh
seperti penerangan taman, jalan, rumah. Jika untuk skala besar seperti pada
mesin-mesin besar tidak cocok penggunaannya karena pada penyalaan pertama hasil
PWM kurang halus. Rangkaian dimmer ini banyak diaplikasikan pada beban resistif
seperti lampu, motor, mesin-mesin atau peralatan yang mengetur suhu dan
kecepatan.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Projek
AC Phase Control Dimmer. Kelompok 5 S1 PTE-A 2010.
Laporan Projek
AC Phase Control Dimmer. Kelompok 3 S1 PTE-B 2010.
http://www.unhas.ac.id/elektro/elda/ diakses
tanggal 10-11-2012 22.24
http:/iddhien.com diakses
tanggal 11-11-2012 19.03
http://pcbheaven.com/circuitpages/Voltage_Controlled_AC_Light_Dimmer/ diakses
tanggal 11-11-2012 19.56
·
BIBLIOGRAPHY
PENULIS
1.
Nama :
Sri Rahayu
Nim :
110534406819
TTL :
Malang, 21-07-1992
Alamat :
Jl. Wendit Timur RT 01 RW 05, Kelurahan Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabuapaten
Malang
2.
Nama :
Adi Pratama
Nim :
110534406835
TTL :
Malang, 24-06-1993
Alamat :
Jl. Pahlawan Tawi RT 01 RW 01 Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Pandaan,
Pasuruan
3.
Nama : Dicko Fikri Firmansyah Putra
Nim :
110534406844
TTL :
Tuban, 23-10-1993
Alamat :
Jl. Pramuka II/ 27, Tuban
The article is much informative which i was searching for.thanks for sharing.
BalasHapusEnrgtech Electronic Distributor